Hizbut Tahrir telah melakukan
kajian, penelitian dan studi terhadap kondisi umat, sejauh mana kemerosotan
yang dialaminya. Kemudian membandingkannya dengan kondisi di masa Rasulullah
saw, masa Khulafaur Rasyidin dan masa generasi tabi’in. Disamping itu dengan
merujuk kembali sirah Rasulullah saw dan tata cara mengemban dakwah beliau
sejak permulaan dakwahnya hingga keberhasilannya mendirikan Daulah Islamiyah di kota Madinah. Juga dengan mempelajari
bagaimana perjalanan hidup beliau di Madinah. Dan tentu saja setelah merujuk
kepada Kitabullah, Sunah Rasul-Nya serta apa yang ditunjukkan oleh dua sumber
ini, yakni Ijma Sahabat dan Qiyas, selain berpedoman pada
ungkapan-ungkapan/pendapat para sahabat, tabi’in, imam-imam dari kalangan
mujtahidin. Setelah melakukan aktivitas kajian tersebut secara menyeluruh, Hizb
memilih dan menetapkan ide-ide, pendapat-pendapat dan hukum-hukum yang
berkaitan dengan fikrah dan thariqah. Semua ide, pendapat dan
hukumnya hanya berasal dari Islam. Tidak ada satupun yang bukan dari Islam.
Tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang tidak bersumber dari Islam. Secara utuh dan
murni diambil dari Islam. Tidak disandarkan pada sesuatu selain dari
pokok-pokok (ajaran) Islam dan nash-nashnya.
Hizbut Tahrir juga menyandarkan pada pemikiran (akal sehat) dalam penetapannya.
Hizbut Tahrir telah memilih dan
menetapkan ide-ide, pendapat-pendapat, dan hukum-hukum tersebut sesuai dengan
ketentuan yang diperlukan dalam perjuangannya untuk melangsungkan kehidupan
Islam serta mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru dunia, dengan mendirikan Daulah Khilafah dan mengangkat seorang Khalifah.
Ide-ide, pendapat-pendapat, dan
hukum-hukum yang telah dipilih dan ditetapkannya telah dihimpun dalam berbagai
buku dan selebaran. Semua itu telah diterbitkan dan disebarluaskan kepada umat.
Berikut nama-nama buku yang telah diterbitkan oleh Hizb:
1. Nizhamul Islam (Peraturan Hidup dalam Islam).
2. Nizhamul Hukmi fil Islam (Sistem Pemerintahan Islam).
3. Nizhamul Iqtishadi fil Islam (Sistem Ekonomi Islam).
4. Nizhamul Ijtima’i fil Islam (Sistem Pergaulan di dalam Islam).
5. At-Takattul al-Hizbiy (Pembentukan Partai Politik).
6. Mafahim Hizbut Tahrir (Pokok-pokok Pikiran Hizbut Tahrir).
7. Daulah al-Islamiyah (Negara Islam).
8. Syakhshiyah al-Islamiyah (Kepribadian Islam, tiga jilid).
9. Mafahiim Siyasiyah li Hizbit Tahrir (Pokok-pokok Pikiran Politik
Hizbut Tahrir).
10. Nadlarat Siyasiyah li Hizbit Tahrir (Pandangan Politik Hizbut
Tahrir).
11. Muqaddimah ad-Dustur (Pengantar Undang-undang Dasar Negara Islam).
12. Al-Khilafah (Sistem Khilafah).
13. Kaifa Hudimat al-Khilafah (Persekongkolan Meruntuhkan Khilafah),
14. Nizham al-‘Uqubat (Sistem Sanksi).
15. Ahkam al-Bayyinat (Hukum Pembuktian).
16. Naqdlu al-Isytirakiyah al-Marksiyah (Kritik terhadap Sosialis
Marxis).
17. At-Tafkiir (Membangun Pemikiran).
18. Sur’atu al-Badihah (Kecepatan Berfikir).
19. Fikru al-Islamiy (Pemikiran Islam).
20. Naqdlu an-Nadlariyatu al-Iltizami fi al-Qawanini al-Gharbiyyah (Kritik
terhadap Teori Stipulasi Undang-undang Barat).
21. Nida Haar (Seruan Hizbut Tahrir untuk Umat Islam).
22. Siyasatu al-Iqtishadiyatu al-Mutsla (Politik Ekonomi yang Agung).
23. Al-Amwal fi Daulah al-Khilafah (Sistem Keuangan di Negara
Khilafah).
Disamping itu terdapat ribuan
selebaran, buklet dan diktat yang dikeluarkan Hizbut Tahrir, baik menyangkut
ide maupun politik.
Cara yang ditempuh Hizbut Tahrir
dalam menyampaikan ide-ide dan hukum-hukum yang telah dipilih dan ditetapkannya
adalah dengan cara politik. Yaitu, dengan menyampaikan semua ide dan hukum
kepada masyarakat hingga mereka mau menerima, mengamalkan, dan turut
mengembannya, agar bisa terwujud dalam aspek pemerintahan dan realitas
kehidupan. Hal itu merupakan kewajiban yang harus mereka pikul sebagai bagian
dari kaum Muslim. Itu juga diwajibkan atas Hizbut Tahrir sebagai partai politik
Islam, yang anggota-anggotanya terdiri dari kaum Muslim.
Dalam mengambil dan menetapkan
ide-ide dan hukum-hukum Islam, Hizbut Tahrir hanya bersandar kepada wahyu,
yakni al-Qur’an dan as-Sunnah, serta yang ditunjukkan oleh keduanya, berupa
Ijma’ Sahabat dan Qiyas. Karena hanya keempat rujukan itu saja yang hujjahnya ditetapkan dengan dalil yang qath’i (pasti).
Baca juga:
Keanggotaan Hizbut Tahrir
Sepanjang tidak menyimpang dari Al Quran dan As Sunnah saya selaku muslim ya setuju, karena siapa pun yg mengaku Islam TIDAK DIBENARKAN MENYIMPANGI
ReplyDeleteSTANDAR DAN PERILAKU HIDUP BERTENTANGAN DENGAN AL QURAN & AS SUNNAH, DEMIKIAN
banyaknya artikel yang ada disini memiliki kualitas content yang bermanfat bagi saya, tak heran bila blog pertanian ini ramai pengunjung? salam sukses
ReplyDelete